Battlefield 1 Kembali ke Era Perang Dunia I Bersama EA DICE
Battlefield 1 adalah game first-person shooter besutan EA DICE, yang dirilis pada Oktober 2016 untuk PC, PlayStation 4, dan Xbox One. Berbeda dari seri Battlefield terdahulu yang kerap mengusung tema modern atau futuristik, Battlefield 1 justru menyoroti era Perang Dunia I periode yang jarang diangkat secara detail dalam industri game AAA. Keputusan ini terbilang berani dan sukses menarik perhatian banyak pemain.
Dalam artikel panjang kali ini, AnimeSanctuary akan membahas seluk-beluk Battlefield 1 mulai dari latar belakang sejarah,
Mode single-player, mode multiplayer yang intens, hingga beragam ekspansi yang membuat pengalaman gameplay semakin kaya.
Latar Belakang & Konsep Perang Dunia I
Sebuah Langkah yang Unik
Kebanyakan game bertema perang cenderung berfokus pada Perang Dunia II, konflik modern, atau bahkan perang futuristik.
Battlefield 1 berani tampil berbeda dengan menyuguhkan era 1914-1918 masa di mana teknologi militer mulai berkembang pesat, tapi masih bercampur dengan taktik tradisional.
Para pemain pun diajak untuk merasakan “kekacauan global” di awal abad ke-20, di mana dunia belum sepenuhnya siap menghadapi skala perang masif.
Senjata dan Kendaraan Klasik
Perang Dunia I dikenal sebagai masa transisi dari senapan bolt-action tradisional ke senjata otomatis.
Game ini menghadirkan beragam senjata unik dari senapan laras panjang model lama hingga submachine gun prototipe.
Tak hanya itu, kehadiran pesawat biplane, tank Mark V yang lamban, dan kendaraan lapis baja ringan lainnya menjadi ciri khas gameplay yang berbeda dari Battlefield modern.
Single-Player War Stories
Format Cerita Antologi
Alih-alih mengusung kampanye tunggal dengan satu karakter utama, Battlefield 1 menghadirkan “War Stories” rangkaian kisah pendek dari berbagai sudut perang.
Langkah ini mirip dengan konsep antologi, di mana setiap chapter menyuguhkan latar, karakter, dan tujuan yang berbeda.
Through Mud and Blood
Mengisahkan kru tank Inggris Mark V bernama “Black Bess” di Front Barat.
Pemain merasakan kesulitan mengoperasikan kendaraan berat yang rentan mogok, di tengah gempuran pasukan Jerman.
Friends in High Places
Berkutat pada pilot pesawat tempur Inggris di medan udara. Pemain bisa mencicipi pertempuran dogfight dramatis dengan biplane era PD I.
Avanti Savoia
Berlatar di pegunungan Italia, di mana pemain memerankan anggota pasukan elit Arditi.
Misi ini menonjolkan operasi pendakian di medan bersalju sambil menghadapi mortar dan senapan mesin musuh.
The Runner
Mengajak pemain ke Semenanjung Gallipoli, Turki. Sebagai kurir tentara ANZAC (Australia dan Selandia Baru),
Pemain dituntut menerobos garis musuh untuk mengirim pesan penting.
Nothing is Written
Berlatar di padang pasir Arabia, pemain bergabung dengan Lawrence of Arabia.
Tugasnya menghancurkan kereta lapis baja Ottoman dan melakukan sabotase di gurun.
Pendekatan Emosional
Setiap War Story menitikberatkan pada aspek kemanusiaan perjuangan tentara di garis depan,
Persahabatan yang terjalin di medan tempur, hingga pengorbanan personal demi memenangi peperangan.
Meskipun durasinya relatif singkat, DICE berhasil menghadirkan nuansa haru dan tekanan psikologis yang dirasakan para prajurit masa itu.
Multiplayer Perang Skala Besar yang Epik
Kembalinya Formula Battlefield
Seperti seri Battlefield sebelumnya, Battlefield 1 menitikberatkan pada pertempuran berskala besar di map luas.
Pemain bisa memilih kelas seperti Assault, Medic, Support, atau Scout tiap kelas memiliki peran dan persenjataan unik.
Tak lupa, tersedia juga kendaraan darat (tank, mobil lapis baja), udara (pesawat tempur, bomber), dan kuda menghadirkan rasa otentik PD I.
Mode-Mode Populer
Conquest: Mode andalan Battlefield dua tim berusaha menguasai titik-titik tertentu di peta.
Semakin banyak titik dikuasai, makin cepat “ticket” tim lawan turun.
Operations: Mode baru yang memadukan elemen naratif. Satu tim bertahan, satu tim menyerang,
Dan progres peta akan berlanjut jika penyerang sukses menembus garis pertahanan.
Domination: Versi singkat Conquest, dengan area lebih sempit, mirip mode infanteri intens.
Team Deathmatch: Mode klasik untuk pemain yang ingin aksi sederhana tanpa menangani objektif peta.
Rush: Tim penyerang harus menanam bom di stasiun telegraf, sedangkan tim bertahan berusaha melindunginya.
Behemoths & Elite Class
Behemoth: Kendaraan raksasa seperti Armored Train, Airship L30, atau Battleship.
Saat satu tim kalah telak, mereka mendapat behemoth untuk membalik keadaan.
Elite Class: Set outfit/gear khusus yang bisa diambil di peta, seperti Flamethrower, Sentry, atau Tank Hunter.
Membawa senjata unik dan armor tebal, cocok menyapu musuh di medan sempit.
Battlepacks & Sistem Progresi
Seperti seri Battlefield lain, pemain mendapatkan battlepack berisi skin senjata.
Progresi multiplayer juga meliputi kenaikan rank, unlocking senjata baru, dan kustomisasi loadout tiap kelas.
Map-Map Ikonis & Ekspansi
Peta Dasar
Sejak peluncuran, Battlefield 1 menghadirkan peta yang merefleksikan medan tempur PD I secara global:
Amiens (kota Prancis yang hancur oleh pertempuran jalanan)
Empire’s Edge (wilayah pesisir Italia)
Sinai Desert (padang pasir luas di front Timur Tengah)
St. Quentin Scar (parit-parit penuh lumpur di Front Barat)
Dan lainnya.
Ekspansi & DLC
They Shall Not Pass
Menambahkan Pasukan Prancis sebagai faksi baru, peta pertarungan di Verdun dan Fort Vaux yang legendaris.
In the Name of the Tsar
Memperkenalkan Pasukan Rusia, peta bersalju, serta kavaleri Cossack.
Turning Tides
Fokus pada pertempuran laut dan pendaratan amfibi, menambahkan Royal Marines dari Britania Raya.
Apocalypse
Peta-peta paling brutal di PD I, termasuk Passchendaele dan River Somme. Juga menghadirkan mode udara “Air Assault.”
Penggemar PD I bisa mengeksplorasi teater perang yang lebih luas, dari dinginnya Front Timur hingga pantai Gallipoli, menambah keberagaman pengalaman bermain.
Visual, Audio, dan Imersi Perang
Frostbite Engine
Battlefield 1 memanfaatkan Frostbite Engine yang canggih, menampilkan lingkungan detail ledakan artileri menciptakan kawah,
Bangunan bisa runtuh sebagian, dan efek cuaca dinamis (hujan, badai pasir, kabut).
Hal ini menambah nuansa imersif jarak pandang berubah karena kabut, kuda lebih sulit dikendalikan di medan berlumpur, dsb.
Audio yang Mendalam
Efek suara senjata PD I terdengar sangat khas dari letusan bolt-action rifle yang lantang hingga suara meriam tank yang menggema.
Musik latar pun menghadirkan kesan heroik bercampur suram.
Terutama di mode single-player, kita bisa merasakan suasana emosional peperangan lewat orkestra mendebarkan.
Mode Kooperatif & Komunitas
Secara umum, Battlefield 1 tidak memiliki mode co-op campaign. Namun, mode “Operations” kerap dimainkan secara tim dengan banyak koordinasi.
Komunitas Battlefield 1 masih hidup di berbagai platform, meski seiring hadirnya Battlefield V dan Battlefield 2042, jumlah pemain sempat terpecah.
Namun, server masih aktif hingga kini, dan beberapa pemain justru kembali karena keistimewaan latar PD I yang tak didapat di seri lain.
Kritik & Kontroversi

Tone Perang yang “Seru”
Beberapa kritikus menganggap DICE terlalu menekankan keseruan di PD I, alih-alih sisi gelap dan brutal perang parit.
Namun, cerita single-player War Stories cukup menampilkan drama emosional.
Konten Terpisah (DLC)
Sistem DLC sempat diprotes karena memecah komunitas (pemain tanpa DLC tak bisa mengakses peta ekpansi).
EA lalu meluncurkan “Premium Pass” dan beberapa promosi gratis untuk meringankan masalah ini.
Pendekatan Fiksi Sejarah
Battlefield 1 tetap mengambil kebebasan kreatif, misalnya menambahkan senjata prototipe dalam jumlah banyak, hingga beberapa detail sejarah yang disederhanakan.
Meskipun begitu, secara keseluruhan, Battlefield 1 menuai pujian dari aspek inovasi latar, visual yang memukau, dan gameplay FPS khas seri Battlefield.
Kesan & Alasan Patut Dimainkan
Tema Langka: game AAA bertema PD I tidak sebanyak PD II atau perang modern, menjadikan Battlefield 1 suguhan unik.
Kombinasi Zaman Lama dan Teknologi Baru: Mengendarai tank Mark V atau pesawat biplane menghadirkan sensasi berbeda dari tank modern.
War Stories yang Mengharukan: Memang tak sepanjang campaign game linear, tapi format antologi memberi perspektif beragam soal PD I.
Multiplayer Massal: Skala pertempuran hingga 64 pemain, dengan map yang interaktif dan kendaraan klasik.
Visual & Audio Spektakuler: Desain peta, efek ledakan, serta musik latar menambah kesan “medan perang epik.”
Kesimpulan
Battlefield 1 menandai kembalinya seri Battlefield ke akar perang besar, namun bukan lagi Perang Dunia II melainkan Perang Dunia I.
Langkah berani EA DICE ini ternyata berbuah manis baik penggemar setia FPS maupun penikmat sejarah bisa mengeksplorasi masa transisi militer di awal abad ke-20.
Dari kisah single-player yang emosional hingga mode multiplayer masif dengan senjata dan kendaraan era PD I, Battlefield 1 telah merebut hati banyak gamer.
Meskipun sempat menuai kritik soal DLC dan kebebasan fiksi sejarah, keunikan latar, kekuatan visual/audio,
Serta gameplay khas seri Battlefield menjadikan game ini pengalaman yang tidak bisa dilewatkan.
Bagi AnimeSanctuary, Battlefield 1 adalah salah satu contoh bagaimana sebuah game dapat menghidupkan kembali sejarah dengan cara seru, intens, dan penuh momen tak terlupakan.
Jika Anda mendambakan sensasi perang parit, dogfight pesawat biplane, dan momentum heroik di garis depan, Battlefield 1 patut ada di daftar main Anda.
Disiapkan oleh AnimeSanctuary – sumber ulasan dan berita seputar anime, game, dan budaya pop.